Jakarta, MAI – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, lebih memilih tidak bergabung dalam pemerintahan yang akan datang dan tetap di luar agar mekanisme check and balance tetap terjaga.
Dalam sebuah pernyataannya di Jakarta pada Selasa, mantan Gubernur Jawa Tengah itu menyatakan keputusannya tidak masuk pemerintahan untuk memastikan bahwa kekuasaan tidak terpusat pada satu lembaga saja.
“Saya pikir lebih baik jika saya tetap di luar pemerintahan karena hal ini akan memastikan terjadinya check and balance yang lebih efektif, dan juga akan memberi kesempatan kepada individu-individu yang berbakat di berbagai kelompok untuk berkontribusi,” ujar Ganjar.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang menawarkan posisi menteri, terutama terkait wacana pembentukan koalisi besar oleh partai politik yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ia berpendapat tawaran tersebut seharusnya ditujukan kepada partai politik yang terlibat dalam koalisi yang mendukung pasangan Prabowo-Gibran, seiring jumlah partai yang signifikan di koalisi tersebut.
Sebagai calon presiden yang berpasangan dengan Mahfud Md, Ganjar memberi keleluasaan kepada pasangan pemenang Pilpres 2024 untuk menentukan langkah yang lebih menghargai demokrasi.
Demi alasan tersebut, Ganjar berkomitmen untuk tetap berkomunikasi dengan para relawan Ganjar-Mahfud di dalam dan di luar negeri guna mendukung berbagai kegiatan untuk
mewujudkan gagasan-gagasan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, Ganjar menyatakan setelah putusan Mahkamah Konstitusi atas sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden diumumkan pada 22 April mendatang, dirinya akan kembali menjadi rakyat biasa.
Ia dan para relawan akan fokus pada kegiatan berbasis komunitas di berbagai bidang, seperti pendidikan politik, lingkungan, penguatan UMKM, dan pemberdayaan masyarakat miskin melalui pendidikan.
Ganjar juga memberikan pesan kepada relawan dan pemerintah yang akan datang, mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah mendukungnya dan menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada pemenang Pilpres untuk memerintah dengan dukungan yang konstruktif.
“Kita harus memberikan dukungan yang baik kepada mereka yang berkuasa, tapi juga siap untuk memberikan kritik yang konstruktif. Sangat penting bagi pemerintahan yang baru untuk mendengarkan kritik dari rakyat,” tambahnya.
Pada 20 Maret 2024, KPU mengumumkan pasangan Prabowo-Gibran menang dengan perolehan 96.214.691 suara, diikuti oleh pasangan nomor urut 1 dengan 40.971.906 suara, dan Ganjar-Mahfud dengan 27.040.878 suara. Pasca pengumuman tersebut, paslon nomor urut 3 dan nomor 1 mengajukan gugatan ke MK. (*)