Pelaku Pelecehan Seksual Sodomi Lintas Kabupaten Ditangkap 

SA (20), Tersangka kasu pelecehan seksual

Media Analis Indonesia.Mataram – Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB) menggelar konferensi pers terkait pengungkapan kasus pelecehan seksual sodomi lintas kabupaten yang melibatkan korban anak di bawah umur. Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan dua lokasi berbeda, yakni Lombok Tengah dan Lombok Barat.Pada Rabu 18 Juli 2024.

Kasubdit Polda NTB, AKBP Puja, mengungkapkan bahwa tersangka berinisial S.A. (20), seorang pekerja bengkel, telah ditangkap atas dugaan melakukan tindak pelecehan seksual terhadap seorang anak laki-laki berinisial M (12), pelajar yang berdomisili di Lombok Tengah.

“Tersangka melakukan aksinya di dua lokasi SPBU berbeda, yaitu di Lombok Tengah dan Lombok Barat,” jelas AKBP Puja. Ia menambahkan bahwa tersangka menjerat korbannya dengan iming-iming uang senilai Rp50.000.

Yang mengejutkan, hasil penyelidikan mengungkap bahwa ini bukanlah kasus pertama yang dilakukan oleh S.A. “Dari pengakuan tersangka, ia telah melakukan tindakan serupa terhadap sepuluh anak lainnya. Bahkan, perilaku menyimpang ini sudah dimulai sejak tersangka masih duduk di bangku Sekolah Dasar,” ungkap AKBP Puja.

Pihak kepolisian menekankan bahwa korban tidak mampu melawan karena ketakutan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi kejahatan seksual terhadap anak.

Kasus ini juga memicu diskusi tentang pentingnya Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual. Para aktivis dan pemerhati anak mendesak pemerintah untuk memperkuat implementasi PUG di semua sektor, termasuk dalam sistem peradilan pidana.

Polda NTB menegaskan komitmennya untuk mengusut tuntas kasus ini dan menghimbau masyarakat untuk lebih proaktif dalam melindungi anak-anak dari ancaman pelecehan seksual. “Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan melaporkan segala bentuk kekerasan terhadap anak,” tutup AKBP Puja.

Kasus ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat akan pentingnya edukasi keamanan diri bagi anak-anak dan peningkatan kewaspadaan terhadap potensi predator seksual di lingkungan sekitar.

(Yyt)