Bahaya, Awan Panas Guguran Gunung Karangetang: Warga Diminta Waspada

Luncuran lava pijar tampak menuruni lereng Gunung Karangetang saat erupsi beberapa waktu lalu. (Pos PGA Karangetang)

Manado, MAI – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM memberi peringatan mengenai bahaya awan panas guguran yang berasal dari Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

“Diperlukan kewaspadaan terhadap potensi awan panas guguran, terutama karena kubah lava lama masih berada di puncak dan bisa runtuh sewaktu-waktu saat terjadi pelepasan lava,” ungkap Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam evaluasi yang disampaikan Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup Info Gunung Api Sitaro di Manado pada Senin.

Hendra menjelaskan, awan panas guguran Gunung Karangetang biasanya terjadi akibat penumpukan material lava yang kemudian longsor.

“Material hasil erupsi efusif yang menumpuk di lembah-lembah jalur luncuran lava pijar berpotensi menjadi sumber awan panas guguran di bagian hilir,” tambahnya.

PVMBG menekankan perlunya kewaspadaan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung maupun yang melewati lembah atau sungai terdekat.

“Selain itu, juga harus diwaspadai kemungkinan terjadinya lahar saat hujan turun di puncak gunung,” tambahnya.

Catatan Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang pada 10 Juli 2023, mencatat bahwa warga Dusun Bolo, Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur, dievakuasi karena Gunung Karangetang melepaskan awan panas guguran.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia P Tatipang, di Manado mengungkapkan, awan panas guguran dilepaskan oleh gunung api tersebut pada hari Senin pukul 07.58 WITA.

Awan panas guguran tersebut meluncur sejauh sekitar dua kilometer ke arah Kali Kahetang atau sektor tenggara. Gunung Karangetang meletus pada awal Februari 2023, sehingga PVMBG meningkatkan statusnya menjadi siaga level tiga pada 8 Februari 2023. (*)