Warga RW 08 Kelurahan Sukabumi Utara Gelar Pawai Obor Sambut Ramadhan

Warga Kelurahan Sukabumi Utara menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1445 H dengan acara pawai Obor

Media Analis Indonesia, Jakarta – Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1445 H, (2024 M),  warga RW 08 Kelurahan Sukabumi Utara (Jalan Musa) Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menggelar acara pawai obor, pada Sabtu (9/3/2024) malam.

Ratusan warga yang terdiri dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa ikut berpartisipasi dalam acara pawai obor ini.
Mereka tampak tertib dan rapi berbaris dijalan dengan membentangi tali pembatas di pinggirnya.

Tak ketinggalan berbagai macam atribut yang mereka bawa, mulai dari spanduk yang bertuliskan pesan-pesan kebaikan dalam menjalankan ibadah puasa, ada juga obor yang terbuat dari bambu, hingga kembang kelapa warna-warni yang menjadi ciri khas adat Betawi, ada juga rebana serta drum band yang menjadikan acar ini tambah semarak.Sambil bersyalawat diiringi rebana (marawis) dan tabuhan drum band mereka berkeliling mulai dari Jalan Daud, Jalan Nuh, Jalan Masjid Al Anwar dan kembali ke Jalan Musa.

Menurut ketua RT 07/RW 08, Patlah mengatakan, bahwa kegiatan ini adalah agenda rutin setiap tahun dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

” Ini adalah agenda rutin kami setiap tahunnya, tujuannya biar anak-anak semangat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, selain itu kita terus berupaya mempertahankan sebuah tradisi yang di wariskan para orang-orang tua kita jaman dahulu,” ucap Patlah.

Senada dengan Ketua RT, Udin salah satu warga yang turut hadir dalam acara ini mengatakan, kegiatan ini memang rutin dilaksanakan disini setiap datangnya bulan suci Ramadhan.

“Tujuan daripada acara ini adalah memberikan rasa gembira kepada anak-anak dengan datangnya Bulan Suci Ramadhan, sebagimana waktu kita kecil dulu,” ucap Udin.

Perlu diketahui sebelumnya, pawai Obor Ramadhan terinspirasi dari kebiasaan orang-orang tua dahulu yang setiap menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan mereka membuat obor yang di pasang di setiap sudut jalan atau perempatan jalan di kampung-kampung.

Tujuannya untuk penerangan jalan sebagai bentuk kegembiraan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Karena saat itu belum ada penerangan listrik

Seiring berjalannya waktu kebiasaan tersebut lama-lama pudar bahkan hampir dilupakan oleh generasi yang sekarang, mereka hanya kumpul-kumpul dan nongkrong yang tidak mempunyai arah dan tujuan, bahkan sering berbuat negativ.

Melihat keadaan yang demikian maka tokoh agama bersama tokoh masyarakat setempat ketika itu berembug bagaimana caranya agar kebiasaan orang-orang tua dahulu itu bisa dilakukan lagi.

Para peserta pawai obor yang sebagian besar adalah anak-anak berjalan kaki sambil memegang obor dengan riang gembira melantunkan sholawat diiringi alat musik rebana serta drum band. (hel)