Ketua DKM Mushollah Assa’adah Berharap Kunjungan Duta Imam Tarawih Diperbanyak

Hilmy Akbar, Duta Imam Tarawih didampingi Ketua DKM Mushollah Assa’adah H Abdul Ghafur beserta para jamaah sholat tarawih.

Media Analis Indonesia, Jakarta -Program Duta Imam Tarawih 1445 H yang menjadi tahun ke empat saat ini tengah berjalan, sebanyak 200 imam tarawih yang dipilih melalui proses seleksi cukup ketat oleh Lembaga Bahasa dan Ilmu Qur’an (LBIQ), termasuk ada 6 orang penyandang disabilitas (tunanetra) saat ini tengah menjalani tugasnya menjadi imam shalat tarawih di mesjid dan musholla yang ada di seluruh Jakarta, sampai Kepulauan Seribu.

Program ini merupakan hasil kolaborasi Pemprov DKI Jakarta dengan Baznas Bazis DKI Jakarta serta Lembaga Bahasa dan Ilmu Alquran (LBIQ).
Pelepasan resmi para Duta Imam Tarawih terpilih telah dilakukan oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, di Balai Kota DKI, pada hari Rabu (6/3/2024).

Salah satu peserta Duta Imam Tarawih, Hilmy Akbar (20), lulusan Pondok Pesantren Modern Al Hassan, Bekasi, Jawa Barat, tengah menjalani tugasnya di mushollah Assa’adah, Jl. Tanah Baru V RT 002 RW 01 Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Jumat (29/3/2024) malam WIB.

Musholla ini terbilang cukup tua dari segi usianya, didirikan pada tahun 1975, dan sudah beberapa kali mengalami renovasi, serta pergantian pengurus DKM nya, mushollah ini mampu menampung hampir 100 jama’ah, namun sayangnya penduduk asli atau warga Betawi disekitar wilayah tersebut semakin berkurang, karena di bagian sisi kiri kanannya sudah banyak berdiri gedung – gedung bertingkat, bahkan dibelakangnya terdapat kawasan permukiman elit yakni perumahan Permata Hijau.

Seperti yang di jelaskan oleh Ketua DKM Mushollah Assa’adah, H Abdul Ghafur, dulu penduduk atau warga disini masih sangat banyak, bahkan para ustadz di kampung ini juga sangat banyak, mereka semua sholat disini, sekarang kampung sudah berubah, kiri kanan sudah berdiri gedung, di belakang ada perumahan mewah, jadi boleh dikatakan habis warga asli kampung disini.

” Ini menjadi pengaruh juga buat pengkaderan imam di mushola, kan yang tua-tua udah banyak yang ngga ada, sementara yang muda-muda sangat sedikit,” terang H Abdul Ghofur.

Ini sangat terasa disaat bulan Ramadhan, dimana kita butuh imam tarawih yang muda – muda, yang masih kuat secara fisik, serta baik secara bacaan surahnya.

“Dengan adanya program Duta Imam Tarawih ini kita sangat mengapresiasi sekali, sangat membantu dalam menjalankan ibadah sholat tarawih disini. Bahkan kalau perlu ditambah lagi jumlah hari kunjungannya, jangan hanya dua hari saja,” sambung H Abdul Ghafur.

Tarawih disini sebanyak 23 rakaat, jadi selain perlu imam yang fasih dalam bacaan ayatnya juga butuh yang muda – muda yang masih kuat secara fisik.

“Semoga program Duta Imam Tarawih terus berjalan di tahun yang akan datang, dan musholla kami kembali mendapatkan kunjungan,” pungkasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Ketua LBIQ Jakarta, H. Supli Ali. SH, mengatakan, maksud dan tujuan dari Program Duta Imam Tarawih ini adalah mengapresiasi potensi warga DKI Jakarta yang memiliki kemampuan di bidang tahsin, tahfidz dalam Al Qur’an, Selain itu menjadikan stimulus untuk meningkatkan semangat belajar Al Qur’an, dan menciptakan suasana Khusyu dalam menjalankan ibadah Sholat Tarawih di Bulan Suci Ramadhan ini. (hel)