Media Analis Indonesia, Tegal – Bullying di sekolah adalah masalah serius yang sering kali diabaikan, meskipun dampaknya sangat besar terhadap perkembangan mental dan emosional siswa. Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti kekerasan fisik, penghinaan verbal, pengecualian sosial, atau intimidasi melalui media sosial. Meskipun tampaknya hanya perundungan biasa, dampak dari bullying sangat merusak dan bisa memengaruhi kesejahteraan seseorang seumur hidup. Lalu, apa yang sebenarnya salah dalam bullying di sekolah?
1. Penyebab Bullying: Kesenjangan Sosial dan Emosional
Salah satu akar permasalahan dari bullying di sekolah adalah kesenjangan sosial dan emosional antara para siswa. Beberapa siswa mungkin merasa tidak aman atau tertekan karena status sosial, penampilan fisik, atau latar belakang keluarga yang berbeda. Ketika mereka merasa rendah diri atau cemas, mereka cenderung menyalurkan perasaan negatif tersebut dengan merundung teman-temannya yang dianggap lebih lemah atau berbeda.
Pada sisi lain, korban bullying sering kali merasa terisolasi dan tidak memiliki tempat untuk mencari bantuan.
Penyebab lainnya adalah pola asuh yang diterima anak di rumah. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan, baik fisik maupun verbal, lebih cenderung untuk meniru perilaku agresif tersebut di sekolah. Anak yang tidak diajarkan untuk menghargai perasaan orang lain dan mengelola emosi mereka dengan baik mungkin akan kesulitan memahami dampak dari tindakannya terhadap orang lain.
2. Dampak Bullying: Menyakitkan dan Berjangka Panjang
Bullying tidak hanya menyakitkan secara fisik, tetapi juga secara psikologis. Korban bullying sering mengalami kecemasan, depresi, rasa rendah diri, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri. Rasa takut pergi ke sekolah, kehilangan kepercayaan diri, dan merasa tidak dihargai adalah beberapa perasaan yang sering dialami oleh korban. Tidak jarang, bullying dapat mengganggu proses belajar dan perkembangan akademis siswa, karena mereka lebih fokus pada rasa takut dan kecemasan yang muncul setiap hari.
Selain itu, bullying dapat memperburuk pola sosial di sekolah. Ketika siswa tidak merasa aman, mereka mungkin menghindari berinteraksi dengan teman sebaya dan menjadi semakin terisolasi. Ini menciptakan budaya kekerasan yang dapat menyebar dan memengaruhi dinamika kelas secara keseluruhan. Jika dibiarkan terus menerus, bullying dapat merusak suasana sekolah dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat untuk semua siswa.
3. Apa yang Salah dalam Bullying?
Bullying bukanlah sekadar perilaku buruk atau kenakalan anak-anak, tetapi masalah serius yang memengaruhi kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Apa yang salah dengan bullying? Yang pertama, bullying mengabaikan prinsip dasar kemanusiaan, yaitu menghormati hak dan perasaan orang lain. Setiap orang, terlepas dari perbedaan yang ada, berhak untuk merasa aman dan dihargai di lingkungan sekolah.
Yang kedua, bullying menghambat perkembangan mental dan emosional siswa. Anak yang dibuli sering kali tumbuh dengan bekas luka psikologis yang dalam, yang memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain di masa depan. Di sisi lain, pelaku bullying juga dapat terjebak dalam pola perilaku negatif yang dapat berlanjut hingga dewasa.
Yang terakhir, bullying menciptakan ketidakadilan sosial. Siswa yang menjadi korban bullying sering kali merasa tidak diperhatikan oleh pihak sekolah, bahkan jika pihak sekolah sudah memiliki kebijakan anti-bullying. Jika tidak ada tindakan yang tepat untuk mengatasi bullying, maka korban akan terus menderita, sementara pelaku tidak mendapatkan pendidikan yang cukup tentang empati dan tanggung jawab.
4. Solusi: Membentuk Budaya Positif
Untuk mengatasi bullying di sekolah, penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan aman bagi semua siswa. Sekolah perlu memiliki kebijakan yang jelas mengenai pencegahan dan penanganan bullying, serta menyediakan pelatihan bagi guru dan staf sekolah untuk mendeteksi tanda-tanda bullying dan memberikan dukungan kepada korban. Selain itu, penting untuk mengedukasi siswa tentang nilai-nilai toleransi, empati, dan rasa hormat kepada sesama.
Orang tua juga memegang peranan penting dalam mencegah bullying. Dengan memberikan perhatian, pengawasan, dan komunikasi yang baik di rumah, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan sosial yang sehat.
Dengan bekerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan bebas dari bullying.
Kesimpulan
Bullying di sekolah adalah masalah yang harus ditangani dengan serius. Perilaku ini tidak hanya merusak fisik, tetapi juga menghancurkan harga diri dan mental korban. Mencegah bullying membutuhkan kerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan penuh empati. Dengan memahami apa yang salah dalam bullying, kita dapat bekerja bersama untuk menciptakan perubahan yang positif dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara optimal.
Oleh: Nur Laila Molla, S.Pd, M.Hum.
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pancasakti Tegal