Media Analis Indonesia, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya kemandirian desa saat membuka Kongres Desa Indonesia 2024 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (22/3/2024). Mendagri mengatakan, pemerintah desa beserta asosiasi yang dimilikinya bisa berembuk bersama untuk membuat kemajuan bagi desa.
“Kita sama-sama perjuangkan, tapi intinya dari pemerintah harapannya sangat besar sekali kepada desa ini untuk semua bisa mandiri secara fiskal nantinya, melepaskan ketergantungan. Teman-teman kepala desa kita dukung juga dengan kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kemampuan,” katanya.
Mendagri mengungkapkan, ide-ide positif berkenaan dengan memajukan desa perlu disampaikan. Nantinya pemerintah akan membantu sesuai kapasitasnya, seperti memberikan pengetahuan melalui pelatihan perangkat desa terkait manajemen fiskal. Selain itu, desa perlu dikembangkan menjadi suatu kekuatan, baik untuk pemerataan maupun bergerak bersama kota untuk memajukan Indonesia.
“Artinya kita menjadi negara maju, nomor satu itu adalah China diperkirakan, Tiongkok, nomor dua adalah India, nomor tiga adalah Amerika, nomor empat diperkirakan adalah Indonesia. Pertanyaannya adalah apa mungkin? Saya jawab sangat mungkin,” terangnya.
Dia menambahkan, Indonesia memiliki tiga modal utama untuk menjadi negara maju. Pertama, kemampuan potensi produksi berupa tenaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja, maka akan semakin besar aktivitas produksi. Kedua, Indonesia memiliki kekayaan alam melimpah. Ketiga, Indonesia memiliki wilayah yang luas untuk menampung mesin produksi.
“Nah cara non-militer yang paling utama sekali saat ini adalah ekonomi, siapa yang menguasai ekonomi maka dia akan mendominasi. Dan kalau bicara ekonomi kita bicara produksi yang paling penting. Siapa yang paling banyak bisa memproduksi dan membanjiri produksinya ke negara lain dia akan menang,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, momentum kongres ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat desa. Nantinya desa bisa menjadi kekuatan baru yang seimbang dengan kota, sehingga masyarakat tidak berbondong-bondong pergi ke kota atau tidak terjadi urbanisasi. Hal ini jugalah yang membuat Indonesia bisa melompat menjadi negara maju.
“Syukur-syukur kalau bisa nomor empat di dunia dan kita juga bangga juga anak cucu kita nanti kan yang akan menikmati. Nah itu saya kira momentum ini silakan manfaatkan, jangan berpikir politik praktis, berpolitik negaranya, membangun desa, ide apa pun juga tolong disampaikan, yang bisa kita akomodir pasti kita akomodir,” pungkasnya.
(*/Rendy)