Media Analis Indonesia, Lombok Utara – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Kesehatan NTB bergerak cepat dalam menangani kasus DBD yang tengah terjadi di Kabupaten Lombok Utara, melalui tata laksana sesuai SOP. Saat ini semua penderita sudah dinyatakan sembuh.
Upaya yang dilakukan dalam penanganan kasus, yaitu melalui penyelidikan EPID, koordinasi dengan klinik medika, respons terhadap lingkungan, dan vektor. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., MARS. Pada Senin 25 Maret 2024.
Sebelumnya, ditemukan kasus DBD pada wisatawan asing. Informasi tersebut berawal dari laman Facebook “Anonymous Participant” yang menyebutkan banyak dari rekan travelernya di Gili Air, Lombok Utara, dirawat di Rumah Sakit karena menderita DBD. Dalam verifikasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan pada 21 Maret 2024 di Lombok Utara, ditemukan riwayat 9 WNA penderita kasus DBD yang pernah dirawat di Klinik Medika Gili Air, dengan kasus terjadi pada periode Februari hingga Maret.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB menjelaskan bahwa tren kasus suspek DBD sampai dengan minggu ke-10 tahun 2024 mengalami peningkatan yang signifikan di Kabupaten Lombok Utara, sesuai dengan kalender risiko penyakit di Indonesia. Pemprov NTB melalui Dinas Kesehatan NTB langsung bergerak melakukan tata laksana sesuai SOP, setelah sebelumnya telah mengeluarkan Surat Kesiapsiagaan Peningkatan Kasus DBD pada awal Februari.
Dinkes NTB dan puskesmas gerak cepat dalam merespons setiap yang muncul di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) melalui tindakan penyelidikan epidemiologi kurang dari 1×24 jam. Rekomendasi yang diberikan Dinkes NTB dalam penanganan kasus DBD antara lain meningkatkan deteksi dini kasus di Fasilitas Kesehatan, melaksanakan surveilans ketat, melakukan PSN 3M Plus, dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya.
Hingga saat ini, terdapat tiga Puskesmas di Lombok Utara dengan kasus DBD lebih dari 20 pada periode Januari sampai dengan 20 Maret, yaitu Puskesmas Senaru 34 kasus, Puskesmas Santong 37 kasus, dan Puskesmas Tanjung 24 kasus. Sebagian besar penderita di Lombok Utara berusia lebih dari 15 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Gejala yang dialami penderita berupa demam, lemas, mual, muntah, terdapat bercak merah pada tubuh, dan nyeri sendi yang merupakan gejala umum kasus DBD.
(Yyt)